12 SISWA SMP NEGERI 4 NUBATUKAN RAIH JUARA I DALAM LOMBA PENTAS SENI TINGKAT INTERNASIONAL BERSAMA SANGGAR SENI ALEGRA LEMBATA


12 SISWA SMP NEGERI 4  NUBATUKAN 

RAIH JUARA I  DALAM LOMBA PENTAS SENI TINGKAT INTERNASIONAL 

BERSAMA SANGGAR SENI ALEGRA LEMBATA






Bulan  Agustus 2018, menjadi hari bersejarah bagi Sanggar Seni Alegra Lembata karena berhasil memenangkan Lomba Pentas Seni Tingkat Internasional yang diselenggarakan oleh "PRAGINA GONG" dan mengikuti konser mahakarya "THE LEGEND OF TIMOR ART CONCERT" by Jemy Pragina Gong (Winner Dance Indonesia’s Got Talent, International Choreographer) yang bertempat di Taman Budaya Kupang . Kejuaraan ini menjadi momen penting mengingat perlombaan itu menghadirkan   sanggar tari diberbagai daerah seperti Timor Leste, Sumba , Bajawa, Kupang, Sumba Barat Daya, Komunitas Hip-Hop dan Tim Tarian dancer dan juga mendatangkan  para juri yang adalah seniman tari kelas wahid seperti Didi Nini Towok ( Maestro Tari Indonesia), Melki Jemi Edison (Putra NTT, Seorang Magister Tari dar ISI), dan Nanda Pragina Gong. 

Menariknya adalah  dari 23 peserta  tari yang tergabung dalam Sanggar Seni Alegra , 12 orang diantaranya adalah para siswa- siswi  SMPN 4 Nubatukan. Selama ini, SMP Negri 4 Nubatukan memang telah menjalin kemitraan yang intens dengan Sanggar Seni Alegra terutama dalam peningkatan kegiatan ekstrakurikuler dibidang seni tari, sehingga tidak heran banyak siswi-siswi SMPN 4 Nubatukan menjadi anggota dari sanggar tari ini. Prestasi ini juga menjadi moment penting bagi anak-anak SMPN 4 Nubatukan (Spenfour) bahwa ternyata kualitas anak-anak Spenfour diatas rata-rata, kalu boleh meminjam istilah Slang  “A1 Quality”

Tentang 12 Anak Spenfour


Siapa sangka, ternyata prestasi yang diukir oleh Sanggar Seni Alegra, dirasakan juga manisnya oleh lembaga SMPN 4 Nubatukan. Ceritanya dimulai sekitar tanggal 23 Juli 2018, saya didatangi oleh ade Noldi ( Ketua sanggar Seni Alegra). Tujuan kedatangannya adalah untuk menghantar surat undangan lomba sekaligus memohon izin bagi 12 siswa Spenfour untuk mengikuti lomba tari Tingkat Internasional di Kota Kupang mulai dari tanggal 7 s/d 8 agustus 2018. Mulanya saya ragu dan berat untuk melepaskan anak2 ini, mengingat tempat lombanya cukup jauh dan harus meninggalkan aktivitas belajarnya. Tapi karena semangat mereka, impian mereka  dan demi membuka ruang kreatifitas bagi mereka di level yang lebih tinggi saya akhirnya mengizinkan. Mereka adalah Ferdinandus Tukan,Fransiskus Week,Emanuel Pare, Viktorianus Leutubung,Konstantina Loran, Kresensiana Lobemato, Isabela Letek,Visensia Areq, Anafalipa putri, Febriani Leumara, Maria Tukan, dan Rafael Ola.

Hebatnya, bersama Sanggar Seni Alegra mereka akhirnya bisa mendapat Juara I dalam ajang bergengsi tersebut. Saya bisa membayangkan betapa senangnya mereka kala itu, dan sama seperti yang lainnya saya pun merasa bangga atas prestasi ini. Ada dua tarian yang dibawakan dalam perlombaan itu, yakni Tarian Oet Nale yang berkisah tentang Tradisi Penangkan Nale di Mingar dan Tarian Paji-Demon versi orang Nagawutung.  Kelompok Tari dibagi menjadi 2 tim yaitu Alegra 1 yang membawakan Tarian Oet Nale dan Alegra 2 yang membawakan Tarian Paji-Demon. Yang luar biasanya adalah untuk Tim Alegra 1 yang penarinya berjumblah 11 orang ternyata 10 orang diantaranya adalah siswa-siswi SMPN 4 Nubatukan. Tak disangka, ternyata ketika diberi ruang anak-anak SMPN 4 Nubatukan bisa sehebat itu, menjadi Juara pada Level Internasional.
Saat bertemu dengan kedua belas siswa-siswi tersebut, yang diceritakan adalah tentang momen yang luarbiasa itu, tentang kisah mereka naik kapal veri untuk pertama kalinya dimana ada teman2 yang mabuk laut, tentang kebaikan Keluarga  Besar Ile Ape yang memberi mereka makan di Kupang dan kebaikan Bapa Alex Ofong (Wakil Ketua DPR Propinsi)  yang membantu soal masalah transportasi. Tampak wajah mereka sangat bahagia, saya membayangkan bagaimana kalo saat itu saya tidak mengijinkan mereka untuk pergi? Mungkin wajah2 mungil penuh kebahagiaan seperti ini tidak akan pernah saya lihat, mungkin cerita tentang prestasi yang gemilang itu tidak pernah terjadi lagi.

Tentang  Sanggar Seni Alegra
Saat bertemu dengan ketua sanggarnya Maria Arnoldia Bunga Ofong atau ade Noldi, ada semacam perasaan kagum bagaimana tidak diusia semudanya, dia masih punya keinginan yang besar untuk membantu anak-anak muda untuk menyalurkan kreatifitasnya terutama dibidang seni tari. Konon ceritanya,  sanggar ini dibangun dengan susah payah di awal bulan Mei 2018 sebagai sebuah bentuk keprihatinan terhadap kondisi anak muda di lembata yang butuh ruang atau media untuk menyalurkan bakat dan kreatifitasnya. Dengan modal uang sendiri dan dibantu oleh tiga rekanya kala itu Rios Amuntoda,Vety Muda, dan Nardi Amuntoda mereka coba menata sanggar ini. Berbekal galon, panci dan kaleng2 bekas mereka mencoba meramunya menjadi sebuah okestra musik pengiring tari. Usaha mereka ternyata berbuah manis karena sampai sekarang Sanggar Seni Alegra sudah memiliki anggota sebanyak 187 anak yang tersebar di berbagai tempat seperti Boto,Loang,Ile Ape, Tanah Treket, Lewoleba dll. 

Sanggar Seni Alegra sering melakukan road show amal hanya untuk menumbuhkan semangat dan motivasi untuk berkarya. Ada harapan yang besar dari mereka kiranya virus ini bisa memacu anak2 lembata untuk berkreasi. Puncak usaha dan jerih payah mereka akhirnya terbayar pada lomba festifal seni tari tingkat internasional  di kupang yang diselenggarakan oleh Pragina Gong. Sanggar Seni Alegra keluar sebagai juara I mengalahkan sanggar2 seni lainnya yang berasal dari Timor Leste,Kota Kupang, Sumba Barat Daya,Sumba, Bajawa , kelompok Hip-Hop dan Tim Tarian Dancer. Sebagai orang Lembata saya pikir karya anak2 Alegra perlu diberi apresiasi dan penghargaan terutama dari pemerintah Kabupaten Lembata.Mengapa?  Ada beberapa alasan mendasar (1) Tidak semua anak2 lembata punya ketertarikan yang intens untuk melestarikan dan mempromosikan budaya  lembata. Sanggar Alegra telah buktikan itu dengan memperkenalkan tarian2 tradisional kita seperti  Tarian Oet Nale dan Tarian Paji-Demon  pada level internasional. Sebuah kerja dan prestasi  yang luarbiasa karena membantu pemkab lembata khusunya bidang pariwisata untuk memperkenalkan budaya kita pada level internasional.(2) Saat ini Sangar Seni Alegra berusaha membangun animo anak2 lembata untuk mencintai budaya kita sendiri  dan pekerjaan ini sungguh sulit mengingat   anak2 muda kita jaman sekarang lagi demam gadget dan western style, karena itu kegiatan kreatifitas seperti ini perlu didungkung atau diberi bantuan (3) Pemerintah melalui dinas pariwisata ataupun dinas2 lainya perlu melakukan kerjasama dengan berbagai komunitas kreatif yang ada dilembata ini salah satunya komunitas Sangar Seni Alegra untuk mengkampanyekan gerakan cinta lembata dengan memperkenalkan budaya lembata pada dunia.   
Saat saya bertanya apa kesannya tentang pretasi alegra, dengan senyum ade Noldi menjawab “Moment ini adalah moment yang sangat luarbiasa. Saya tidak bisa berkata-kata lagi , saya hanya mau bilang terimakasih Tuhan,terima kasih Lewotana, terima kasih teman2 alegra yang luarbiasa, terimakasih untuk semua kalian yang dengan caranya masing-masing sudah berjuang untuk mendukung kami sehingga bisa mencapai prestasi ini,”.
Saya terharu dan saya juga ingin sekali mengucapkan kalimat ini “Atas nama keluarga besar SMP Negri 4 Nubatukan saya ingin mengucapkan Proficiat sekaligus terima kasih kepada Sanggar Seni Alegra Lembata yang sudah membantu anak-anak Spenfour untuk bisa mengukir Kreasi dan Prestasi di Level Internasional.”

Komentar